Sikatan Emas, Si Burung Migran Dari Asia Timur

sikatan emas, yellow-rumped flycatcher, burung migran

Ada hal yang berbeda di Ramadhan tahun ini dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Tahun ini saya berkesempatan bertemu dengan tamu jauh dari seberang lautan. Nama dari tamu tersebut adalah Sikatan Emas, atau Yellow-rumped Flycatcher, nama yang lebih dikenal secara globalnya. Nama ini berasal dari warna kuning pada bagian tunggir (rump) burung tersebut. 

Mungkin belum banyak yang mengenal ataupun pernah melihatnya secara langsung. Hal ini wajar sebab burung Sikatan Emas ini bukan burung endemik asli dari Indonesia sehingga burung ini hanya dapat ditemui di wilayah Indonesia beberapa bulan saja.

Burung mungil ini termasuk burung migran yang melakukan perjalanan saat negara-negara Asia Timur Laut sedang dilanda musim dingin, seperti : China, Jepang, Taiwan, Korea Utara, Korea Selatan, Mongolia, Hongkong serta Macau. Sehingga Sikatan Emas hanya datang ke wilayah ruang hijau atau hutan yang ada di Indonesia di sekitar bulan Maret hinggga April setiap tahunnya.

Salah satu ruang terbuka hijau yang dikunjungi dalam rangkaian perjalanan migrasi ini adalah Taman Margasatwa Ragunan di Jakarta Selatan.

Mengutip dari informasi yang saya dapat dari beberapa sumber, Burung Sikatan Emas yang memiliki nama latin Ficedula zanthopygia, adalah spesies burung dari famili Muscicapidae dan dari genus ficedula.

Burung ini merupakan jenis burung pemakan serangga dan memiliki habitat di semak dan pepohonan. Burung Sikatan emas tersebar hingga di ketinggian 900 mdpl. Ia memiliki tubuh berukuran kecil (13 cm). 

Berikut adalah ciri khas anatomi dari Burung Sikatan Emas, yaitu :

  • Burung jantan: tunggir, tenggorokan, dada, dan perut atas kuning. Perut bawah dan penutup ekor bawah putih. Bagian lain hitam, kecuali alis dan garis sayap putih.
  • Burung betina: Tubuh bagian atas coklat buram. Tubuh bagian bawah lebih pucat. Tunggir kuning buram. Iris coklat, paruh hitam, kaki hitam.

Kebiasaan mencari makanan dengan menangkap serangga kecil seringnya dilakukan secara individu. Burung mungil ini dikenal cukup pemalu dengan bersembunyi di dalam rimbunnya pepohonan, sehingga lebih sering terdengar suara kicauannya dibandingkan terlihat, hal ini yang membuat Burung ini juga dijuluki dengan sebutan Peri Hutan.

Burung sikatan emas memainkan peran penting di dalam ekosistem. Aktivitas mereka mempengaruhi keanekaragaman hayati dan menjaga keseimbangan lingkungan. Berburu serangga dan larva dapat membantu mengendalikan populasi hama. 

Hal tersebut yang dilakukan burung sikatan emas dapat membantu untuk mengurangi kerusakan tanaman dan mendukung pertumbuhan ekosistem yang sehat. Sehingga melestarikan burung mungil ini sangat penting agar terjaga keanekaragaman hayati dan keseimbangan ekosistem.

Meskipun Yellow-rumped Flycatcher atau Sikatan Emas ini memiliki status konservasi "Least Concern" (LC) atau Risiko Rendah menurut Daftar Merah IUCN. Status ini menunjukkan bahwa spesies ini tidak menghadapi ancaman kepunahan yang signifikan dan populasinya relatif stabil. 

Namun tetap penting bagi kita untuk terus memantau populasi dan habitat burung ini guna memastikan kelestariannya. Perubahan habitat dan aktivitas manusia dapat mempengaruhi keberadaannya di alam liar.

Burung sikatan membantu menyebarkan benih dengan memakan buah-buahan dan menjatuhkan biji di lokasi yang berbeda. Proses ini berkontribusi pada regenerasi hutan dan penyebaran spesies tanaman baru.

Burung sikatan emas ini menghadapi sejumlah ancaman terhadap kelangsungan hidup mereka, yang mengharuskan upaya konservasi yang komprehensif untuk melindungi spesies ini. 

Beberapa bentuk ancaman yang akan memberikan dampak tersebut antara lain adalah hilangnya habitat akibat pembangunan dan deforestasi, perubahan pola cuaca akibat perubahan iklim dan dampak dari peningkatan pencemaran akibat polusi akan memengaruhi ketersediaan makanan dan tempat bersarang. Maka diperlukan kepedulian dari kita bersama untuk menjaga lingkungan dan alam agar tetap terjaganya ekosistem yang berkelanjutan.


Komentar