Pengalaman Pertama Mengikuti Pameran Foto

Bila teman-teman sudah menonton film "Sore : Istri Dari Masa Depan" tentu tidak asing dengan sosok Jonathan, seorang laki-laki yang diceritakan akan menjadi pendamping hidup Sore di masa yang akan datang. 

Jonathan yang diperankan oleh Dion Wiyoko adalah seorang fotografer Indonesia yang tinggal menyendiri di Kroasia. Di awal film dibuka dengan Jonathan yang sedang hunting foto mencairnya es di kutub utara serta kehidupan mahluk disana.

Dari semua scene yang ada di dalam film ini, ada hal yang menarik untuk saya pribadi, yaitu scene dimana Jonathan menggelar pameran fotografi untuk menampilkan foto-foto hasil karyanya. Menjadi lebih menarik adalah semua karya yang terpajang di dalam scene pameran tersebut merupakan karya Dion Wiyoko sendiri.

Membaca dari beberapa artikel, Dion sempat menyampaikan kegembiraan dan rasa senangnya diberi kesempatan untuk memamerkan hasil jepretannya. Alasan yang membuat momen ini menarik adalah untuk saya pribadi saat Dion menyelenggarakan pameran bukan hanya menjadi bagian dari film tapi pameran fotograpi yang dikemas didalam film.

Bicara soal pameran fotograpi, saya ingin berbagi pengalaman saat menjadi salah satu pamerin pada dua pameran foto. Setelah lebih kurang lima tahun mulai memperdalam dunia fotograpi, belajar berkarya melalui visual foto. Walaupun saat ini masih sebatas menampilkan di sosial media pribadi melalui platform instagram.

Akhirnya saya mendapatkan pengalaman untuk berbagi karya saya melalui pameran, walaupun bentuknya masih pameran bersama. Namun tetap saja hati saya senang sekali, terutama saat pertama kali menerima kabar bila karya saya lolos kurasi dan dapat ditampilkan bersama dengan karya-karya dari pameris lainnya.

Pameran Pertama

Kesempatan pertama pameran saya dapatkan dari mentor photografi pertama saya juga, yaitu mas Ranar Pradipto, yang kala itu bertepatan dengan hari Nusantara melakukan peluncuran buku foto dan pameran bertema "Nusantara : Soul Of Indonesia".

Bagi mas Ranar adanya kegiatan tersebut merupakan salah satu bentuk syukur atas karya-karya fotografinya dalam menjelajah satu demi satu pulau yang menyatu dalam identitas nusantara sekaligus menjadi pengingat bahwa Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia.

Di awal proses saya diminta untuk mengirimkan beberapa karya untuk dikurasi yang sesuai kriteria  untuk dapat ditampilkan, dan senang rasanya saat saya diinformasikan ada satu karya saya yang berhasil lolos proses kurasi.

Pameran bersama ini juga merupakan kesempatan bagi 40 pameris, termasuk saya,  yang tergabung di dalam komunitas fotografi Potret Indonesia untuk menampilkan karya-karya fotografi mereka dengan tema Nusantara.


Pameran Kedua

Kesempatan kedua pameran saya dapatkan informasinya dari komunitas fotografi yang mengajak anggota wanitanya agar mengirimkan karya untuk dikurasi dalam rangka pameran fotografi bertajuk “Kartini Masa Kini”. Pameran ini digagas oleh Heritage Foto Tour yang dikelola oleh mas Wagiman aka WG dengan kurator mas Ranar Pradipto. 

Di akhir masa kurasi terdapat 54 karya yang lolos kurasi dari 27 fotografer wanita. Pameran “Kartini Masa Kini” ini merupakan kesempatan bagi fotografer wanita untuk mengekspresikan suara melalui karya kreatif mengenai perjuangan perempuan di masa kini. 

Pameran foto “Kartini Masa Kini” bukan sekadar rangkaian gambar, melainkan cermin perjuangan, keindahan, dan kekuatan perempuan dalam bingkai seni visual.



Walaupun sampai saat ini masih dalam bentuk pameran bersama, namun pengalaman ini menjadi penyemangat untuk saya tetap terus menggali karya-karya terbaru melalui foto dan terntu saja suatu saat saya berharap dapat melakukan pameran tunggal.

Di balik setiap foto, ada cerita yang tak hanya dapat dilihat, namun juga dapat dirasakan. 


Komentar